Indonesia sebagai negara kepulauan terdiri dari
gugusan pulau dengan wilayah laut 2/3 luas wilayah seluruh negara. Selain itu,
indonesia merupakan salah satu negara yang memilki garis terpanjang di dunia
memberikan satu alasan mendorong negara sebagai poros maritim dunia. Indonesia
yang terletak di pusat garis nol derajat khatulistiwa memberikan nilai positif
dalam pengembangan potensi daerah yang subur. Keuntungan Indonesia sebagai
negara yang dilintasi garis nol derajat adalah potensi panas matahari yang
tersinari sepanjang tahun. Hal tersebut memberikan keutungan untuk pengembangan
dan budidaya potensi pesisir yang relatif stabil.
Pesisir Indonesia memiliki karakter yang cukup unik,
mulai dari berbatu (krakal), pasir sampai lahan gambut. Selain itu, terdapat
struktur pantai yang curam dan landai sebagai contoh, sepanjang perairan pantai
selatan jawa memiliki struktur pantai yang curam dengan ombak yang cukup besar.
Hal ini sangat berbeda dengan struktur pantai utara jawa yang relatif landai
yang banyak ditemukan daerah gambut.
Masyarakat pesisir sebagai objek pembangunan wilayah
pesisir harus diperhatikan tingkat kesejahteraannya. Kesejahteraan masyarakat
pesisir masih sangat kurang diperhatikan pemerintah baik melalui pembangunan
maupun kebijakan publik. Potensi pesisir yang sangat besar seharusnya mampu
untuk meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat setempat, misalnya subsidi petani
garam, bantuan peralatan packing hasil laut maupun dengan kebijakan tentang
kelautan yang pro rakyat.
Pesisir utara jawa merupakan salah konsen
pembangunan yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Jalur pantura sebagai
tulang punggung perekonomian nasional saat ini belum mampu memberikan kesejahteraan
masyarakat setempat, bahkan mereka cenderung menjadi buruh di wilayah mereka
sendiri. Ironi seperti ini menjadi cambuk yang memalukan negara Indonesia yang
dianggap sebagai “negara dengan kekayaan laut yang melimpah” tidak mampu
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat terlebih masyarakat pesisir.
Selanjutnya, dengan mengambil
lingkup pesisir yang lebih sempit, yaitu daerah pesisir demak-pati. Pada
penjelasan sejarah, daerah Kab. Demak sampai Kab Pati merupakan daerah selat
purba yang memisahkan daratan pulau Jawa dengan Pulau muria. Hal tesebut
memberikan karakter pesisir yang cukup unik dan belum termanfaatkan secara
optimal. Sepanjang pesisir pantai Demak-Pati memiliki daerah gambut kecuali
pantai daerah kabupaten Jepara yang merupakan pantai dari pesisir muria.
Struktur pesisir dengan lahan gambut
memiliki potensi pemanfaatan yang cukup luas dan memiliki ekonomi yang cukup
tinggi. Lahan gambut memiliki biota perairan yang khas serta dapat dimanfaatkan
sebagai hutan mangrove yang mampu memberikan nilai ekonomi dan menjaga
ekosistem pesisir. Tanah gambut atau Histosol didifinisikan sebagai tanah yang
mengandung bahan organik lebih dari 20 % (bila tanah tidak mengandung liat),
bila tanah mengandung liat 60 % atau lebih maka kandungan bahan organik tanah
lebih dari 30 % dan memiliki ketebalan lebih dari 40 cm.
Menurut
Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki beberapa fungsi
dan manfaat sebagai berikut :
1) Habitat
satwa langka
Hutan bakau sering
menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini,
dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat
mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka
Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
2) Pengendapan
lumpur
Sifat fisik tanaman
pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur
berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena
bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan
bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
3) Sumber
alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil alam in-situ
mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat
dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ
meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke
tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi
sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti
menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.
4) Sumber
plasma nutfah
Plasma nutfah dari
kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa
komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
5) Memelihara
proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat
tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi,
geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
6) Penyerapan
karbon
Proses fotosentesis
mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan
vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan
karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru
mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan
bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber
karbon.
7) Memelihara
iklim mikro
Evapotranspirasi hutan
bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga
keseimbangan iklim mikro terjaga.
8) Mencegah
berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan bakau
dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya
kondisi alam.
Manfaat
tersebut memberikan bukti bahwa mangrove memiliki peranan penting bagi alam
yang sekaligus memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Pemerintah sebagai
pemegang regulasi sekaligus pembuat kebijakan publik yang dapat mendorong
perekonomian masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar